Untuk meraih keselamatan hidup di dunia dan akhirat, sebaiknya setiap muslim menghindari transaksi riba. Sebab akibat memakan harta riba dampaknya begitu besar. Tidak hanya di akhirat kelak, namun juga saat masih hidup di dunia.
Maka, sudah sepantasnya setiap muslim memperhatikan setiap transaksi yang dilakukan. Di kehidupan modern saat ini, menghindari transaksi riba tidaklah mudah. Tidak adanya usaha untuk menghindari transaksi riba, sama halnya rela memakan harta riba.
Lantas bagaimana akibat yang akan terjadi jika seorang muslim sampai memakan harta riba?
Keharaman Transaksi Riba

Riba merupakan transaksi yang terjadi dalam kegiatan ekonomi. Meski di era modern ini transaksi riba mudah dijumpai, namun bukan berarti transaksi tersebut dibenarkan oleh syariat. Dengan tegas syariat Islam telah mengharamkan transaksi ribawi dalam berbagai dalil naqli.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 275 yang artinya,
“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”.
Dengan keharaman tersebut, tentu riba memiliki dampak buruk ketika dilakukan oleh seorang muslim. Tidak hanya terjadi pada diri sendiri, namun dampak riba bagi keluarga juga cukup besar. Selain itu dampak buruk dari riba akan berlangsung hingga ke akhirat kelak.
Maka, tidak mengherankan dengan keharaman itu, Rasulullah menyuruh umatnya untuk menjauhi riba. Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,
“Jauhilah tujuh hal yang membinasakan!” Para Sahabat bertanya, “Apakah itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah tanpa hak, memakan harta riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang dan menuduh wanita beriman yang lalai berzina”. (Muttafaqun ‘Alaih)
Di balik keharaman memakan harta riba, Allah sejatinya menginginkan yang terbaik kepada hambaNya. Maka jika ada yang masuk dalam transaksi ribawi, sebaiknya segera membersihkan harta riba. Sebab Allah tidak akan ridho siapapun mengambil sisa riba meski sedikit.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 279 yang artinya,
“Jika kamu tidak mengerjakan (yaitu meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu. Kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya”.
Yang Terkena Bahaya Riba
Sebagai sebuah transaksi haram yang efeknya hingga ke penghasilan, dosa riba akan mengenai banyak orang. Dosa riba tidak hanya mengikat pelakunya, namun hingga yang menjadi saksi atasnya.
Dari Jabir Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata yang artinya,
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaknat pemakan riba, penyetor riba, penulis transaksi riba dan dua saksi yang menjadi saksi atas transaksi riba. Kata beliau semua, “Semuanya sama dalam dosa”. (HR Muslim)
Berdasarkan hadits di atas, sudah selayaknya seorang muslim sekuat tenaga menghindari transaksi ribawi. Sebab sedikit saja mendekat pada transaksi itu, akan terkena dosanya. Bahkan bisa jadi orang yang tahu terjadi transaksi ribawi juga akan terkena dosanya jika tidak melakukan pencegahan.
Bagi seorang muslim, tidak perlu khawatir terhadap kebutuhan hidup di dunia. Konsep rezeki dalam Islam sudah sempurna, tidak perlu melakukan transaksi haram jika merasa kekurangan. Selagi tetap bertakwa, Allah akan memberikan rezeki bagi setiap hamba sesuai dengan takarannya.
Akibat Memakan Harta Riba

Jika seorang muslim berani memakan harta riba, akibatnya tidaklah ringan. Berikut adalah akibat memakan harta riba untuk kehati-hatian setiap muslim:
1. Mendapat Dosa Besar
Akibat yang pertama tentu pemakan harta riba akan mendapatkan dosa yang besar. Dalam berbagai hadits, bahaya dosa besar dijelaskan dalam bentuk permisalan.
Salah satunya adalah sebuah hadits yang artinya,
“Riba itu memiliki 73 pintu (dosa). Dan yang paling ringan adalah seperti dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri”. (HR Al Hakim)
Hadits ini cukup untuk menggambarkan betapa besarnya dari dosa riba. Nekat mengambilnya merupakan sebuah kebodohan. Orang beriman tentu tidak akan mau mengambil harta riba meskipun hanya sedikit.
2. Mendapatkan Kehancuran
Selain itu orang yang dengan sadar memakan harta riba, akan mendapatkan kehancuran. Terlebih jika harta itu hingga diberikan pada keluarganya, kehancuran pun juga akan terjadi pada keluarganya.
Yang perlu setiap muslim pahami adalah harta haram yang masuk dalam tubuh seseorang akan memberikan dampak negatif. Dampak riba bagi anak misalkan, bisa jadi membuatnya sulit untuk diatur dan diberi pendidikan.
Tentang kehancuran atau kebinasaan bagi pemakan harta riba, Allah jelaskan dalam firmanNya pada Surat Al Baqarah ayat 276 yang artinya,
“Allah Ta’ala hancurkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa”.
3. Siksaan di Akhirat
Mendapat harta dari transaksi ribawi merupakan sebuah kebatilan. Maka, memanfaatkan harta riba tersebut akan berdampak buruk bagi setiap muslim. Salah satunya adalah akan mendapatkan siksaan di akhirat kelak.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat An Nisa ayat 161 yang artinya,
“Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya. Dan karena mereka memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan bagi orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksaan yang pedih”.
4. Diperangi Allah dan RasulNya
Hal yang tidak kalah mengerikan dari pemakan harta riba akan diperangi oleh Allah dan RasulNya. Secara logika bagaimana mungkin manusia yang hanya makhluk bisa menang melawan Allah sebagai pencipta. Jika tidak ingin hal ini terjadi, sebaiknya setiap muslim tidak mendekat pada riba.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 279 yang artinya,
“Jika kamu tidak mengerjakan (yaitu meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu”.
Itulah beberapa akibat dari memakan harta riba. Dengan efek riba yang tidak hanya menimpa diri sendiri, harta riba memang sebaiknya tidak menarik antusias orang beriman. Terlebih jika melihat efek riba dalam rumah tangga hingga tatanan sosial yang tidak kalah mengerikan.
Maka, jika seorang muslim merasa kekurangan dalam hidup, cara yang benar bukanlah dengan menempuh jalan kemaksiatan. Namun dengan mendekat pada Allah dan terus melakukan amal kebaikan. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas yakni dengan bersedekah.
Saat ini telah banyak layanan sedekah online yang bisa diakses dengan mudah. Sedekah akan menyuburkan jika dilakukan dengan keikhlasan.
Salurkan Sedekah Anda

Sedekah akan lebih bermakna jika disalurkan kepada yang berhak. Dan salah satu cara agar sedekah bisa disalurkan pada yang berhak adalah dengan menyalurkannya melalui lembaga. Laziskhu merupakan salah satu referensi lembaga yang bisa dimanfaatkan.
Saat ini di Indonesia masih banyak orang yang membutuhkan bantuan kepedulian. Dengan sedekah, selain baik dalam pandangan syariat juga bermanfaat dalam pandangan kehidupan bernegara.
Semoga Allah menhindarkan setiap umat Islam dari riba dan yang terkait dengannya. Serta meringankan untuk mengeluarkan sedekah sebagai amalan sosial pada sesama.