Dari banyaknya sahabat Nabi, kisah Saad bin Ubadah menjadi satu kisah yang selalu menginspirasi. Selain hidupnya yang dipenuhi oleh perjuangan membela Rasulullah, sedekah menjadi amalan yang melekat kepadanya.
Sejarah mencatat, beliau merupakan sahabat yang gemar bersedekah. Bahkan dalam hidupnya, sedekah pernah menyelamatkannya dari bahaya. Dan sedekah pula yang dipilih beliau untuk menunjukkan kecintaannya kepada sang ibu. Hingga menjadikan beliau sebagai salah satu icon kedermawaanan, sebuah contoh personal branding yang luar biasa.
Lalu bagaimana kisah belum sehingga sejarah mencatatnya sebagai sahabat yang ahli bersedekah?
Tradisi Sedekah
Popularitas Saad bin Ubadah dalam bersedekah sebenarnya tidak terlepas dari tradisi yang dilakukan oleh orang tuanya. Ubadah bin Dulaim, ayah dari Saad merupakan orang yang gemar bersedekah pada masa jahiliyah.
Ketika di siang hari, ayahnya terbiasa mengundang orang-orang agar datang ke rumahnya untuk makan. Sementara pada malam harinya, beliau menyuruh orang untuk menyalakan api di jalan sebagai penerangan.
Dengan demikian tidak mengherankan tradisi itu turun kepada Saad. Bahkan ketika telah memeluk Islam, Saad bin Ubadah adalah orang yang paling banyak menaungi para sahabat Muhajirin. Jika sahabat Anshar lain menaungi dua atau tiga orang, Saad menaungi lebih dari 80 orang Muhajirin.

Maka, tidak mengherankan jika kepopuleran sahabat satu ini tidak kalah dengan kisah Urwah Al Bariqi. Namun bedanya, kebiasaan Saad bersedekah memang dari keturunan ayahnya.
Bahkan kebiasaan ringan bersedekah ini kelak juga akan menurun kepada anaknya. Qais bin Saad, sejak mudah telah terkenal bersedekah seakan tanpa khawatir. Bahkan kebiasaan sedekah anak Saad tersebut pernah dikomentari sahabat senior, Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Namun, berbeda dengan Rasulullah. Dalam melihat apa yang dilakukan oleh Saad dan keluarganya, beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak memberikan komentar apapun. Tetapi malah mendoakan apa yang dilakukannya sehingga tradisi bersedekah di keluarga Saad bin Ubadah terus terjaga.
Sedekah Menyelamatkannya

Telah diketahui bersama bahwa sedekah memiliki beragam keutamaan. Tidak hanya di akhirat kelak, keutamaan sedekah juga akan Allah berikan kepada hamba yang dikehendakiNya saat di dunia. Hal inilah yang terjadi kepada sahabat Saad bin Ubadah.
Keutamaan dari sedekah terkait erat dari perjuangan hamba dalam melakukannya dan Saad paham betul hal itu. Dengan apa yang dimilikinya, Saad selalu bersedekah dengan kemampuannya sendiri. Beliau tidak pernah bersedekah dengan memaksakan diri maupun sedekah dengan uang pinjaman.
Sehingga ketika dirinya menjadi tawanan dari kejadian Baiat ‘Aqabah kedua, berkat sedekahnya di masa lalu dirinya akhirnya selamat. Padahal waktu itu dirinya telah dipukuli dan disiksa oleh orang-orang kafir Quraisy.
Di masa lalu Saad pernah memberikan perlindungan kepada Juhair bin Muth’im dan Harits bin Harb bin Umayyah. Ketika kafilah mereka berdua melakukan perjalanan dagang dan melintasi Yatsrib, Saad lah yang melindunginya.
Bahkan tidak hanya itu, Saad bin Ubaidah juga menjamu mereka dengan hidangan yang baik. Mereka dan kafilahnya pun dapat beristirahat dengan tenang dan menikmati jamuan makanan yang disiapkannya.
Meskipun Saad merupakan orang Anshar pertama yang mendapatkan siksaan kafir Quraisy, akhirnya dirinya bebas berkat sedekah. Kisah ini menegaskan bahwa Allah juga memberikan keutamaan sedekah kontak ketika di dunia, kepada mereka yang dikehendakiNya.
Sedekah Sebagai Simbol Cinta

Selain kisah inspiratif di atas, masih ada kisah inspiratif lain dari kebiasaan sedekah Saad bin Ubadah. Dimana sedekah yang dilakukannya menjadi simbol bagaimana besarnya cinta beliau kepada sang ibunda.
Suatu ketika beliau mengikuti Rasulullah dalam melakukan jihad di pertempuran Dumatul Jandal. Sebagai seorang muslim sejati, pantang baginya untuk meninggalkan syariat yang mulai tersebut.
Tetapi ketika beliau kembali ke Madinah, beliau mendapatkan informasi bahwa sang ibunda meninggal dunia. Beliau tidak sempat berada di samping ibundanya waktu itu. Maka, beliau mengajak Rasulullah untuk menyolatkan ibundanya, padahal saat itu telah berselang sebulan dari kematian sang bunda.
Tidak hanya menyolatkan, bahkan beliau juga bertanya kepada Rasulullah tentang sedekah atas nama sang ibu. Hal itu dikarenakan ibunya tidak memberikan wasiat apapun, sedangkan dirinya adalah ahli sedekah.
Setelah mengkonsultasikan pada Rasulullah tentang sedekah terbaik, akhirnya beliau melakukannya. Saad bin Ubadah membuatkan sumur yang diatasnamakan ibunya.
Ada dua alasan mengapa sumur menjadi pilihan. Satu sisi meskipun sumur yang dibuatnya akan menjadi wakaf, namun pahalanya akan terus mengalir. Air yang diambil oleh orang-orang akan menjadi sedekah yang terus mengalirkan pahala kepada sang ibu.
Sedangkan dalam sisi yang lain saat ini memang sedang krisis air. Sebagai bagian dari daerah Timur Tengah, Madinah memang sering dilanda krisis air. Dengan adanya sumur sebagai sumber air, tentu akan semakin mengurangi krisis air yang terjadi.
Itulah simbol cinta yang dilakukan oleh sahabat mulia Saad bin Ubadah. Hal ini dapat dijadikan contoh bagi siapapun yang cinta pada sang bunda. Ketika orang tua telah meninggal dunia, dirinya bisa memanfaatkan lembaga seperti Laziskhu dalam bersedekah.
Sepenggal kisah di atas hanyalah sebagian kecil dari sedekah yang biasa dilakukan Saad bin Ubadah. Dalam kisah Saad bin Ubadah secara keseluruhan tentu ada banyak beragam sedekah yang dilakukannya. Bahkan hingga Saad bin Ubadah meninggal dunia dirinya terkenal sebagai ahli sedekah.
Sedekah Amalan Pilihan
Apa yang ada dalam kisah Saad bin Ubadah mencerminkan bagaimana sikap sahabat terhadap amalan sedekah. Dimana sedekah menjadi amalan pilihan. Melakukannya pun saat ini begitu mudah. Bahkan setiap muslim dapat melakukannya kapanpun dengan memanfaatkan layanan sedekah online.

Hal ini bersambut dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang artinya,
“Apabila seorang muslim meninggal dunia maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya”. (HR Muslim)
Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan keringanan bagi setiap muslim dalam bersedekah. Dan semoga sedekah yang dilakukan merupakan sedekah yang maqbul dan mendatangkan keberkahan.