Lazis Khoiru Ummah

Memahami Konsep Rezeki Dalam Islam

Setiap muslim tidak akan bahagia saat belum memahami konsep rezeki dalam Islam. Hidup akan diliputi kekhawatiran dan ibadah menjadi tidak nikmat. Rezeki itu luas, jika membatasinya hanya soal materi akan semakin menjauhkan makna rezeki itu sendiri. 

Sampai hari ini masih banyak umat Islam yang memahami rezeki hanyalah tentang materi. Tujuan setiap aktivitas yang dilakukan hanya untuk mendapatkan materi. Bahkan tidak sedikit yang melakukan amalan akhirat untuk meraihnya.

Untuk menjalani kehidupan di dunia, seorang muslim perlu memahami konsep rezeki yang Islam ajarkan. Lantas bagaimana konsep rezeki tersebut?

Konsep Rezeki Dalam Islam

Konsep rezeki dalam Islam, Sumber: viva.id
Konsep rezeki dalam Islam, Sumber: viva.id

Agar lebih mudah dalam memahami konsep rezeki dalam Islam, ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh setiap muslim. Beberapa diantaranya adalah:

1. Setiap Makhluk Dijamin Rezekinya

Setiap muslim harus meyakini bahwa kehidupannya di dunia telah dijamin oleh Allah dalam hal rezeki. Tidak ada satu makhluk di muka bumi luput dari jaminan Allah ini. 

Secara tegas Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan hal ini melalui konsep rezeki dalam Al Quran. Dalam Surat Hud ayat 6 Allah berfirman yang artinya,

Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz)”.

2. Manusia Harus Berusaha

Tetapi meskipun Allah telah menjamin rezeki semua makhluk ciptaanNya, namun bukan berarti manusia boleh berpangku tangan. Untuk menjemput rezeki yang telah Allah siapkan, manusia tetap dituntut untuk melakukan usaha. 

Tidak hanya berfokus melakukan amalan untuk melancarkan rezeki, manusia juga perlu melakukan usaha dengan bekerja. Baik dengan berjualan, menjadi karyawan dan lain sebagainya.  Di masa lalu khalifah Umar bin Khattab pernah menegur para pemuda yang sibuk beribadah di masjid namun tidak melakukan usaha menjemput rezeki.

Terkait hal ini, Rasulullah menyampaikan analogi yang memotivasi dalam sebuah hadits. Suatu ketika beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,

Jika kamu bertawakal kepada Allah dengan sebaik-baiknya, maka Allah akan memberikan rezeki sebagaimana Dia berikan kepada burung. Ia keluar di waktu pagi dalam keadaan perut kosong dan pulang petang dalam keadaan perut kenyang”. (HR Ahmad)

Untuk mendapat rezeki berupa materi manusia dituntut melakukan usaha sebagaimana burung. Tidak cukup sampai disitu, manusia juga dituntut melakukan usaha untuk mendapatkan rezeki Allah yang lain.

Istri yang shalehah adalah rezeki. Anak yang shaleh dan shalehah adalah rezeki. Untuk mendapat itu semua seorang muslim perlu melakukan usaha, baik dengan memantaskan diri maupun berdoa.

Segala fasilitas yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada manusia untuk melangsungkan kehidupan di dunia adalah rezeki. Semua itu perlu usaha untuk meraih dan menjaganya. Bahkan untuk mendapat udara yang baik, manusia juga dituntut berusaha untuk tidak membuang polutan atau menebang pohon sembarangan.

3. Allah Menyempurnakan Rezeki

Sampai kapan seorang muslim dituntut melakukan usaha? Sampai Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan rezekinya secara sempurna dan menjemput ajalnya. 

Yang perlu seorang muslim pahami, bahwa Allah lah yang tahu takaran rezeki setiap hambaNya. Dan dia akan memberikan semua takaran tersebut sebelum seorang hamba meninggal dunia. 

Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,

Sesungguhnya Ruh Qudus (Jibril) telah membisikkan ke dalam batinku bahwa setiap jiwa tidak akan mati sampai sempurna ajalnya dan dia habiskan semua jatah rezekinya. Karena itu bertawakallah kepada Allah dan perbaguslah cara dalam mengais rezeki. Jangan sampai tertundanya rezeki mendorong kalian untuk mencarinya dengan cara bermaksiat kepada Allah. karena rezeki di sisi Allah tidak akan diperoleh kecuali dengan taat kepadaNya”. (HR Thabrani)

Ada kalanya Allah menunda rezeki seorang hamba. Hal itu untuk menguji seorang hamba. Maka pintu rezeki menurut Islam tidak hanya dengan bekerja, namun juga bersabar dan berdoa.

Saat Allah tak kunjung memberikan rezeki, seorang muslim sebaiknya sabar dan terus berdoa. Juga, perlu menanamkan keyakinan, penyebab doa belum terkabul bisa jadi karena Allah memandang belum waktunya rezeki diberikan. Atau Allah ingin berlama-lama dengan hambaNya dalam doa.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Asy-Syura ayat 27 yang artinya,

Dan seandainya Allah melapangkan rezeki kepada setiap hambaNya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendakiNya dengan takaran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hambaNya lagi Maha Melihat”.

Nah itulah konsep rezeki dalam Islam. Seorang muslim tidak sepantasnya khawatir dengan rezekinya. Sebaiknya tetap fokus menjalankan tugasnya di bumi untuk mengabdi kepada Allah dengan menjalankan peran sebagai khalifah sebaik-baiknya.

Jika Rezeki Tak Kunjung Datang

Tentu dalam satu waktu manusia akan merasa rezekinya tak kunjung datang. Saat hal itu terjadi, sebagaimana hadits di atas, jangan sampai seorang muslim menempuh cara bermaksiat kepada Allah dalam meraih rezeki.

Setiap muslim perlu meyakini rezeki akan datang tepat pada waktunya. Sebab rezeki tidak akan tertukar, dan Allah akan memberikan sesuai takaran terbaik bagi seorang hamba.

Bertawakal kepada Allah, Sumber: tmgrup.com.tr
Bertawakal kepada Allah, Sumber: tmgrup.com.tr

Saat rezeki tak kunjung datang maka sebaiknya dirinya tetap bersabar dan berdoa. Namun tetap melakukan usaha dengan terus bekerja. Dan yang paling penting tetap tawakal dan berada dalam ketaatan.

Dengan ketaatan, Allah akan menilai keseriusan seorang hamba. Tidak hanya taat dalam ibadah namun juga terus melakukan amalan lain seperti sedekah, baik secara langsung maupun menggunakan layanan sedekah online. Amalan sedekah yang dilakukan tulus karena Allah akan mendekatkan diri kepada hamba.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,

Turunkanlah (datangkanlah) rezekimu (dari Allah) dengan mengeluarkan sedekah”. (HR Baihaqi)

Tentu sedekah bukan amalan satu-satunya untuk meraih ketaatan. Masih banyak amalan yang juga perlu dilakukan seorang muslim agar Allah menilainya sebagai orang yang taat. Jika ketaatan telah mencapai derajat takwa, Allah akan memberikan rezeki dari arah yang tak disangka.

Sedekah Sebagai Wujud Syukur atas Rezeki

Amalan sedekah merupakan amalan yang fleksibel. Selain tidak terikat dengan aturan khusus, sedekah dapat diberikan kepada siapapun. Juga, sedekah merupakan salah satu perwujudan syukur atas rezeki dari Allah.

Lembaga Amil Zakat Laziskhu
Lembaga Amil Zakat Laziskhu

Berkaitan dengan sedekah, Laziskhu memberikan layanan sedekah online untuk memudahkan. Tentu saja, sedekah yang terhimpun nantinya akan disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Sebagai lembaga, selain memiliki data dari hasil survey dalam penyaluran pun juga lebih cepat dilakukan.

Dengan demikian pahala sedekah akan segera sampai kepada yang bersedekah. Harapannya pahala sedekah tersebut menjadikan orang yang mengeluarkan sedekah hidup dalam kemudahan di dunia, dan menjadi tabungan terbaik di akhirat kelak.