Lazis Khoiru Ummah

LOGO LAZ KHOIRU UMMAH

Kisah Sa’ad bin Abi Waqqas, Sahabat yang Ingin Bersedekah Setengah Hartanya

Membaca kisah Sa’ad bin Abi Waqqas selalu menumbuhkan kekaguman. Bagaimana tidak, meskipun beliau telah dijamin surga oleh Rasulullah, dirinya tidak lalai dalam beramal. Tidak hanya dalam amalan spiritual, namun juga dalam amalan sosial.

Hal itu tidak mengherankan, sebab setiap sahabat Nabi memiliki keutamaan. Interaksi yang intens dengan sang Nabi menjadikan mereka pribadi yang unggul lagi mulia. Hal itu Rasulullah nyatakan sendiri bahwa generasinya adalah generasi terbaik.

Lalu bagaimana bisa Sa’ad bin Abi Waqqas ingin bersedekah dengan setengah hartanya? Dan bagaimana sikap Rasulullah terhadap keinginan sahabatnya tersebut? 

Sedekah Sa’ad bin Abi Waqqas

Saad bin Abi Waqqas dan amalan sedekahnya, Sumber: arraihan.org
Saad bin Abi Waqqas dan amalan sedekahnya, Sumber: arraihan.org

Tidak hanya tentang kisah Sa’ad bin Abi Waqqas dengan ibunya saja yang membuat haru. Namun juga dari kisah bagaimana sahabat mulia ini dalam bersedekah.

Dalam berbagai riwayat diceritakan bahwa Sa’ad bin Abi Waqqas ikut dalam rombongan Rasulullah untuk menunaikan haji. Tetapi ketika sampai di Mekkah, Allah memberinya ujian dengan mendatangkan penyakit.

Waktu itu beliau mengira bahwa ajalnya saat itu sudah dekat. Maka saat Rasulullah mengunjunginya, beliau menyampaikan keinginannya.

Di hadapan sang Nabi beliau menjelaskan kecemasan dan apa yang dimilikinya. Beliau bercerita bahwa harta yang dimilikinya begitu banyak sedangkan beliau hanya memiliki seorang putri. Maka beliau berkeinginan untuk mengeluarkan banyak hartanya untuk bersedekah.

Mungkin niat bersedekah beliau ini tidak kalah dengan kisah Zubair bin Awwam. Seorang sahabat Nabi yang sedekahnya begitu banyak. Dalam pertemuan dengan sang Nabi itu, pertama Sa’ad ingin bersedekah dengan dua pertiga dari hartanya, tetapi Rasul melarangnya.

Sa’ad tidak menyerah, lalu beliau ingin bersedekah dengan setengah hartanya. Dan itupun masih dilarang lagi oleh Rasulullah. Lalu Sa’ad masih bersikukuh, dan beliau berkata ingin bersedekah dengan satu pertiga hartanya, barulah sang Rasul membiarkan meski dengan berat hati.

Keteladanan Sa’ad bin Abi Waqqas dalam bersekah begitu luar biasa. Namun Rasulullah sebagai keponakannya dan pemimpin umat Islam tahu persis keadaan umatnya. Maka beliau begitu bijaksana dalam menghadapi niatan sahabat mulia ini.

Dalam hal ini bukan berarti Rasulullah melarang umatnya untuk melakukan kebaikan. Atau bukan juga menghalangi umatnya untuk mendapatkan keutamaan sedekah. Sebab meskipun Rasulullah tahu betul dengan keajaiban sedekah rutin maupun banyak sedekah, beliau melihat skala prioritas.

Sebagai manusia utama, Rasulullah tidak ingin melihat ada umat yang kesulitan. Dengan meninggalkan harta yang cukup pada ahli waris, berarti akan menjauhkan dari hidup susah dan meminta-minta. Begitulah kebijaksanaan sang Rasul serta sempurnanya syariat yang dibawanya.

Barometer Muslim dalam Bersedekah

Barometer bersedekah, Sumber: tua.jo
Barometer bersedekah, Sumber: tua.jo

Berdasarkan kisah Sa’ad bin Abi Waqqas dan sikap Rasulullah di atas, dapat dijadikan barometer bagi setiap muslim dalam bersedekah. Meskipun sedekah adalah amalan yang fleksibel, dalam pelaksanaannya tidak boleh sembarangan.

Secara tersirat, sikap Rasulullah di atas menegaskan berbagai hadits yang telah beliau sabdakan. Walaupun bersedekah akan mendatangkan berbagai keutamaan dan pahala, akan lebih utama jika dilakukan dengan proporsional.

Salah satunya dalam sebuah hadits yang artinya,

Apabila salah seorang di antara kalian akan bersedekah, hendaklah dimulai dari dirinya. Dan seandainya masih ada kelebihan, maka berikanlah kepada keluarga. Dan jika masih ada kelebihan lagi, maka berikanlah kepada kaum kerabat”. (HR Muslim)

Dengan demikian sikap dan sabda Rasulullah sebaiknya dijadikan patokan bagi setiap muslim. Sebelum bersedekah kepada orang lain, sebaiknya melihat keadaan orang terdekat terlebih dahulu. Apalagi saat ini sedekah pada orang lain sudah semakin mudah, ada lembaga seperti Laziskhu yang bisa diandalkan.

Bukanlah sebuah tindakan yang bijaksana jika sering bersedekah pada orang lain, namun keluarga dalam kekurangan. Hal inilah yang tentu juga dikhawatirkan Rasulullah pada putri Sa’ad bin Abi Waqqas, jika harta ayahnya semua dihabiskan untuk sedekah.

Bisa jadi manfaat utama sedekah untuk meratakan kesejahteraan dan perekat tali silaturahmi tidak terwujud. Fungsi sedekah salah satunya memang untuk menjaga hubungan silaturahmi.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,

Sedekah kepada orang miskin adalah sedekah. Dan sedekah kepada keluarga sendiri mendapat dua pahala, yakni pahala sedekah dan silaturahmi”. (HR At Tirmidzi)

Dengan meneladani Rasulullah sebagaimana kisah di atas, maka selain menjadikan bijaksana juga akan menjauhkan dari dosa. Hikmah kisah Sa’ad bin Abi Waqqas tidak hanya soal semangat untuk bersedekah, namun juga bagaimana sebaiknya seorang muslim dalam bersedekah.

Salurkan Sedekah Anda

Lembaga Amil Zakat Laziskhu. Sumber: laziskhu.org
Lembaga Amil Zakat Laziskhu. Sumber: laziskhu.org

Jika sembarangan dalam bersedekah bukanlah sebuah kebijaksanaan, maka tidak pernah bersedekah adalah hal yang sama. Sebab dalam menjalani kehidupan di dunia ini, sedekah adalah bentuk empati kepada sesama manusia.

Maka sebaiknya bagi seorang muslim sedekah menjadi kebiasaan. Jika keadaan keluarga atau kerabat sudah tercukupi, maka sedekah pada orang lain sebaiknya terus dilakukan. Terutama dalam kondisi darurat, seperti ketika melihat sesamanya kesusahan atau krisis kemanusiaan seperti di Palestina saat ini.

Bahkan biasa jadi keadaan darurat seperti di Palestina sebaiknya lebih diutamakan. Adanya layanan donasi online yang disediakan berbagai lembaga saat ini dapat dimaksimalkan. Sebab tidak peduli dengan keadaan saudara seiman dapat merusak keimanan.

Dan setiap muslim perlu mengingat bahwa salah satu tanda orang bertakwa adalah bersegera dalam ketaatan. Bersegera mengeluarkan sedekah saat waktunya juga termasuk dalam hal ini.

Itulah sedikit ulasan dari kisah Sa’ad bin Abi Waqqas dengan sedekahnya. Semoga setiap orang beriman ringan tangan sebagaimana beliau. Serta semoga Allah jadikan kehidupan orang yang ringan bersedekah sebagai hidup yang penuh keberkahan.